Semakin baik kondisi hati kita, niat untuk menulis semakin besar. Dengan kondisi hati yang riang, tulisan akan menjadi lebih mengalir ketika dibaca. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah mengerti dan memahami pesan yang disampaikan sebagai inti tulisan yang kita buat.
Kita juga tidak terburu-buru dalam menyelesaikan tulisan. Tulisan tidak dibuat ala kadarnya, tetapi dengan persiapan dan referensi yang matang sehingga menghasilkan tulisan berkualitas. Tata bahasa menjadi rapi, alur mudah dipahami, pembahasan menjadi lebih mendalam, dan hasil tulisan yang dibuat dengan tenang menjadi lebih sempurna.
Bagaimana jika kita terpaksa menulis agar blog selalu update tetapi suasana hati kita sedang penat dan bosan? Lebih baik kita tidak menulis dahulu untuk menghindari hasil tulisan yang buruk dan membuat pembaca setia blog kita kecewa. Ada baiknya kita memilih beristirahat sejenak untuk menyegarkan pikiran dan mengembalikan mood kita menjadi baik. Caranya mudah, untuk menghilangkan kebosanan kita hanya perlu mencoba rutinitas lain dan menghilangkan sejenak segala hal yang berkaitan dengan tulis-menulis dari pikiran kita. Dengan mencoba aktifitas baru bukan tidak mungkin akan mengasah kreatifitas dan memberikan inspirasi baru bagi bahan kita menulis nanti.
Menulis itu seperti menuangkan air. Agar diri kita yang diibaratkan teko tidak kehabisan airnya maka kita juga perlu membaca untuk mengisi air kembali ke dalam teko.
Tantangan terbesar bagi kita dalam menulis tidak hanya mendapatkan materi apa yang akan ditulis, tetapi juga bagaimana suasana hati mampu menggerakan diri kita untuk menulis lebih baik dengan ide menulis yang kita punya. Suasana hati bukan satu-satunya faktor yang menentukan hasil tulisan, tetapi tanpa suasana hati yang mendukung kita tidak akan mampu menuangkan ide kreatifitas kita dalam sebuah tulisan yang layak dibaca.
0 coment�rios :
Post a Comment